Kutipan Puisi
PEMERAN KESEDIHAN
Karya
terumbukata
Baca selengkapnya di
Penakota.id
Tidak ada pertanyaan "bagaimana?". Semua usaha kerasku adalah apa yang aku butuhkan. Jika kau ingin bertanya untuk apa, aku dengan segala sisa ketabahan yang disimpan airmata hanyalah ingin tetap mempertahankan nafasku agar aku dapat selama mungkin merawat luka-luka yang kau tinggalkan.
Jangan berpaling kepadaku atau yang kau rasakan adalah sesak tiada ampun yang akan memenuhi rongga dadamu. Aku cukup mengingat mata itu: istal megah tempat kuda-kuda paling tangguh di beri makan.
Pergilah. Aku akan mengingatmu. Lupakan saja tentang apa-apa dariku yang pernah membuat bibirmu membentuk lengkung senyum yang memadamkan bara-bara dendamku kepada keadaan. Suatu saat di sebuah fajar yang masih terlampau gelap aku akan mendapati kedua kakiku bergerak. Berjuang sekali lagi mengingatmu yang telah pergi.
Unduh teks untuk IG story