Telah berkali-kali kubakar wajahmu
bersama berbatang-batang padatan
tembakau. Di persimpangan jalan
atau di taman-taman.
Telah berkali-kali pula kuyakini, bahwa
bersama kepulan asap yang kuembuskan,
kau dan separuh umurku itu telah terbang
jauh menyentuh angkasa.
Namun barangkali langit tak pernah dewasa.
Sebab telah berkali-kali kutitip ini nelangsa,
berkali-kali pula ia malah menghujaniku
dengan jutaan wajahmu.
O, puan.
Sudah berapa kalikah
Semesta memulangkanmu
Ke ingatanku?