ibu sebentar lagi mati
setelah ayah dan yang lainnya
mata nanar doa melesap di jendela
ibu menggali kuburnya
dari peluh dan darah
daging dan nafasnya
aku menyaksikannya sunyi
dalam gawai sambil bersenda gurau
memberikan emoji pada kawan kawan
sementara dahi ibu menghitam
tak kuat bangkit dari sujud shalat malam
ribuan rakaat tanpa doa
ayah membawa nisan
bertuliskan kami sekeluarga
sementara aku duduk menyaksikan pohon
berkelap kelip dilistrikan
di daun itu nafas ibu memutus tangkai
oximeter tak bernada
aku tertawa di sofa, 31 lantai dari jalanan
sementara ibu menggerus kulitnya di aspal
lewat 99 nama tuhan
awan dan harapan
ayah kembali ke langit
lewat kutuk doa
aku menabur bunga
di papan ketik
...so sad