hening malam // kudengar kembali penggilan itu // Dia memanggil berulang kali // selalu saja kuabaikan panggilan itu // Dia tetap saja memanggil // dan berulang kali mengetuk pintu // aku diam dan memaki hidup // marah, geram, kutepis segala // tetap saja Dia mengetuk pintu kembali // akhirnya dengan kesal kubuka pintu // kau tahu apa yang berdiri di sana?
Sanubari..
Dia berdiri di sana dengan wajah pucat berlinang air mata..
Menatapku dan berkata “mengapa seringkali kau abaikan aku? Aku adalah bagian terdekat dalam dirimu, aku melekat padamu, tapi tak kauhiraukan ketukanku yang berulang itu”.
Aku hanya terpaku menatap kaku, bibirku keluh, kakiku lemas dan aku terjatuh..