Tuhan, mimpiku banyak sekali. Tapi kadang-kadang aku alpa terhadap apa yang aku mampu. Aku lupa menjadi hamba yang berlega hatinya. Lupa bersyukur bahwa banyak yang aku punya dan yang aku bisa.
Aku seringkali terbenam pada apa yang bukan untukku, menangisi apa yang bukan milikku. Aku terlalu sibuk menunduk hingga lupa ada keindahan seluas angkasa di atas kepala. Engkau di sana, Tuhan. Menungguku sadar bahwa hidup adalah hadiah luar biasa.
Tuhan, sungguh banyak sekali inginku soal dunia yang sementara ini. Aku yang sulit sekali bangkit saat terjatuh, meneriaki lukaku untuk cepat sembuh, lupa bahwa sesungguhnya untuk pulih aku hanya perlu menerima dan meredakan keluh.
Aku ingin beranjak dari sini, Tuhan. Membuka pintu lebar-lebar dan menghirup lebih banyak udara pagi, menyapa lebih banyak manusia dan berbagi tentang langkah baik yang mesti dituju. Tentang mimpi yang harus berhenti di gantung di dalam lemari, lekas pakai dan pergi dari kalutnya pikiran ini.
Malam ini Tuhan, aku sadari semogaku yang banyak sekali. Di bawah hujan bulan Juni, aku legakan hati kepada apa yang lebih engkau mau, dan kembali mensyukuri apa yang aku mampu.