Sesungguhnya, tulisan pendek di postingan ke 362 itu benar untukmu. Seseorang mengetuk kolom komentar dengan menanyakan korelasi antara mie instan dengan senja yang megah itu. Aku menyadari bahwa s...
Dalam jangka waktu satu tahun tiga bulan, aku kembali mengkhianati diriku sendiri. Meskipun aku menyadari sepenuhnya tawamu yang bukan hanya milikku itu. Dan cerita-cerita lucu yang sudah dikemas b...
Sebelum menjadi empat, lima, kemudian enam. Kami hanyalah tiga bocah kecil yang gemar tertawa dan marah-marah. Sesekali berebut, sesekali teringat dan saling menyisakan. Pada usia tertentu, kami pe...
Tapi sedih itu harus dituang Lalu kita tenggak sambil tertawa-tawa Di hadapan waktu, Bertaruh untuk mendapat jawaban Kapan akan sembuh Butuh berapa lama hingga luka ma...
Ada sepasang muda mudi di luar kedai kopi ini. Sedang berbincang menghadap jalanan ramai, di bawah pohon rindang. Mereka meninggalkan laptop kelabu dan buku arsitektur di bangku belakangku. Tertawa...
Begitu banyak bayangan yang menghilang sejak purnama pertama—tanpamu. Apartemen studio, dengan warna hijau laut kesukaanku. Meja makan, televisi di ruang keluarga sederhana. Lalu...
Ada nama yang mulai disebutkan satu-persatu. Wajah-wajah baru berserakan di atas meja, menunggu untuk dipilih. Aku tertegun sampai dua malam. Kegelapan panjang mulai melepas rengkuhannya pada punda...
Antah berantah Tak ada yang bisa membantah Tuhan, aku mulai letih sebab dunia sepi sekali Kucoba berlari lalu ditinggal pergi Kucoba kembali ternyata aku dikhianati -
Suara dengung mesin pendingin, motor lewat, dan nafas memburu diantara kita. Sesuatu sedang menjadi pusat di rumah ini, melahirkan satu lubang hitam menganga yang siap melahap siapa saja yang sedan...
Tuhan, mimpiku banyak sekali. Tapi kadang-kadang aku alpa terhadap apa yang aku mampu. Aku lupa menjadi hamba yang berlega hatinya. Lupa bersyukur bahwa banyak yang aku punya dan yang aku bisa.