oranment
play icon
Dua Puluh Lima
Cerpen
Kutipan Cerpen Dua Puluh Lima
Karya yasminiaizzah
Baca selengkapnya di Penakota.id

Ada sepasang muda mudi di luar kedai kopi ini. Sedang berbincang menghadap jalanan ramai, di bawah pohon rindang. Mereka meninggalkan laptop kelabu dan buku arsitektur di bangku belakangku. Tertawa-tawa seolah semesta milik berdua.


Dan aku duduk sendiri di meja panjang nomor satu ini. Sedang terkantuk-kantuk di depan novela setebal 745 halaman. Menyeruput sedikit demi sedikit kopi susu yang tidak berefek panjang pada mataku yang terus memberat. Siang hari ini seolah mengutukku yang terjaga panjang malam tadi. Membubuhi minuman dan buku tebal ini dengan racun tidur.


Pertanyaan-pertanyaan baru terus datang sejak semalam. Apakah menuntaskan buku tebal dan bertemu orang-orang baru, bisa membuatmu lebih tenang? Apakah mimpi-mimpi itu terasa mendekat, ataukah hatimu menjadi lebih lapang setelah mendengar kisah hidup mereka yang sepertinya begitu megah?


Tapi ada yang tidak pernah hilang dari ingatan. Selalu ada di dasar sana-ntah dimana. Ia menyukai sepi. Dalam sunyi ia akan menjadi ingar-bingar yang memekakkan pikiran. Dalam sepi, luka-luka lama bisa berubah menjadi murka.

Lalu apakah memaafkan mereka mampu membuat hatimu menjadi lega?


Ada bocah kecil di dalam tubuh kita. Kadang-kadang ia masih tertawa ketika melihat balon warna warni. Ia masih senang ketika diberi kue dan dinyanyikan lagu tiup lilin. Barangkali, di usia seperempat abad ini ia sudah ditarik tenggelam oleh emosi-emosi baru yang memaksanya menjadi sedikit lebih dewasa. Ia dituntut menjawab pertanyaan-pertanyaan muskil yang tidak berhenti hadir.


Mulai esok, aku akan bersiap dengan segudang pertanyaan "kapan" yang beranak pinak. Seolah sisa waktu di esok hari akan layu jika aku tidak mulai berlari dengan terburu-buru. Memenuhi ekspektasi mereka. "Tapi, apakah dengan begitu kita bisa benar berlega?" Aku bertaruh dengan sisa kopi susu di hadapanku.


Menjelang pukul satu. Kedai kopi makin ramai dengan obrolan riuh rendah di sekitarku. Untuk melanjutkan esok, aku hanya butuh satu promo kopi susu gratis kentang goreng. Untuk mengamini esok, aku hanya butuh novela tebal lain dan series Netflix setiap minggu. Masih ada dua kepala yang menunggu di rumah sambil mengajak merayakan hari ini dengan jagung bakar dan kue cenil kesukaanku.


Aku masih harus pulang, aku masih harus pilih makan apa malam nanti. Semua menunggu untuk di jawab dengan sederhana.


Sepasang muda mudi masuk setelah dua puluh menit berbincang. Mereka kembali bertukar mimpi di meja panjang dengan enam kursi kosong itu. Seolah semua mudah, seolah mereka mengerti kemana harus melangkah.

calendar
06 Sep 2023 07:35
view
41
idle liked
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
close
instagram
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
close
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh:
example ig