Suara dengung mesin pendingin, motor lewat, dan nafas memburu diantara kita. Sesuatu sedang menjadi pusat di rumah ini, melahirkan satu lubang hitam menganga yang siap melahap siapa saja yang sedang duduk di dekatnya. Tidak ada yang berani bersuara kecuali tangis diam-diam di hati masing-masing kita yang mengepal tangan, menahan agar tidak satupun emosi ikut tumpah ruah malam ini. Aku memeluk kucing putih yang ikut menciut dan bersandar di punggung tanganku. Semakin erat ia merapat semakin ingin aku lompat dan mati di dalamnya. Tapi keberanianku memang sekecil itu. Tiga tahun sudah berlalu, cara mengatasi rasa ini kita masih tidak tahu.