kaki ku tidak patah
umur ku masih terlalu pagi untuk menjadi rentan di kala senja
raga ku selaksa kembali ke nirmala
aku tidak berada di jurang namun aku tidak melihat secercah sinar baskara
mendengar tanpa terbesit satu oktaf pun yang bersenandung
bergerak bak raja hutan tanpa mahkota nya
bernafas layak nya burung yang sedang menyelam.
aku bisa saja merangkak satu demi satu anak tangga
namun jarum jam itu memaksa ku untuk terus berputar
aku harus berdiri bahkan tanpa kaki, memijak tempat berpulang dan menatap sang cakrawala
kepala ku harus tegak agar nestapa itu dibutakan oleh sarayu
sebuah dedikasi yang bahkan tidak divalidasi
pemberontak atma ku yang tidak di iringi logika
aku tidak berupaya mencari sebuah inang
karena yang jatuh tidak perlu dibantu untuk dapat berdiri lagi
raga ku tanggung jawab ku, estimasi mu bukan lagi hak ku
bisikan yang tersirat akan ku tuliskan dengan penuh hasrat
sebuah adorasi yang bukan lagi tentang berdiri bersama mu
sebuah intuisi untuk ku agar tetap melihat dunia bukan hanya tentang mu
menjadi apatis dalam sejarah mu, dan aku bukan aktivis yang akan mengkritisi setiap logat mu.
membebaskan harsa yang terisolasi
kokoh berdiri tanpa ada satupun diksi yang membuat ku tak berdaya lagi
mencari yang hilang bukan mengganti yang sudah tidak tahu dimana dia berdiri, dan meyakini yang jatuh akan berdiri lagi