Bagai da Vinci yang memandang monalisa yang dituangkan dalam tarian tangan beralaskan kasih sayang
Ditepi perbatasan rindu dan takut kehilangan , ku lukis sebuah rupa indah yang ku pandang beralaskan hati ini.
Meski tak berwarna namun ku tuangkan dengan penuh irama , seirama dengan alunan ombak mu , buai buai angin mu , biru aura mu.~
Mungkin monalisa lebih baik dari apa yang ku pandangi sekarang
Dia tak pernah mencoba mematahkan kuas da vinci
Mungkin aku yang salah melukis di atas perasaan ku yang ku tau akan lenyap tersapu rindu.
Meski eloknya keindahan mu yang ku tuang di atas debu ini , namun tetaplah dirimu yang akan menyapu nya hingga lenyap dengan mu.~
Apakah sang ombak yang kau perintah cemburu atas rupa mu di perasaan ku
Atau dirimu yang tak ingin rupa mu di perasaan ku
Wahai sang rindu , jika memang tempat ku bukan tujuan mu melepas rasa
Setidaknya biar kan rupa mu selalu hadir di rasa ku~
Bila memang rasa ku ini rasa mu , jadikan lah setiap waktu pasang surut
Hingga ombak mu tak sampai pada lukisan pasir ku
Jangan hadirkan bulan
Biar kan mentari yang jadi saksi nya.~