Forbidden Lust
Cerpen
Kutipan Cerpen Forbidden Lust
Karya lacahya
Baca selengkapnya di Penakota.id

-Tifani-

 

Kata mereka, bukankah kita tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta?

Atau bisa saja kita menikah dengan seseorang yang tidak kita cinta?


Tapi aku tidak mau! Aku, Tifani Haze, mencintai dan akan menikahi John Humbert. Kalau kalian belum tahu, dia tadinya ayah tiriku. Iya, tadinya. Karena lima bulan lalu Mommy meninggal karena kecelakaan mobil. Sejak saat itu, kami tinggal berdua di rumah besar milik Mommy- sekarang milikku-dan wajar saja kan, kalau aku jatuh cinta padanya? Tidak, aku tidak mencintainya karena lima bulan ini. Aku tahu kami saling mencintai bahkan sebelum Mommy menikahi John.


Lalu kenapa mereka yang menikah? Kenapa bukan aku? Well, Mommy yang meminta John menikahinya karena Mommy jatuh cinta pada lelakiku saat tanpa sengaja mereka bertemu di Claire Bakery, toko kue di blok sebelah. Aku bisa apa? Kita memang saling bertukar pandang dan senyum diam-diam, sebelum Mommy bertemu dengannya. Namun, saat itu umurku masih lima belas sedangkan John tiga tujuh! Aku tidak bisa menentang pernikahan mereka apalagi dengan beralasan bodoh bahwa aku mencintai John. Bisa-bisa aku dijadikan bahan lelucon oleh seluruh Amerika! Jadi, aku hanya berdandan cantik dan duduk manis menjadi pendamping Mommy.


Setelah tiga tahun menikah, Mommy meninggal lima bulan lalu karena kecelakaan mobil yang disebabkan Mommy terlalu mengantuk saat berkendara. Ummm, mereka tidak akan memeriksa teh yang diminum Mommy tadi pagi, kan? Toh, cangkir sudah kucuci bersih. Ya, meski memiliki banyak pembantu, aku tetap mengerjakan pekerjaan rumah. Ajaran Mommy, yang ternyata berguna.

 

×××

 

-John-

 

Aku bosan. Well, rapat perusahaan memang selalu membosankan. Membicarakan pemasukan, pengeluaran, cost control, dan lain-lain. Seharusnya tadi aku minta diwakilkan saja oleh Mr. Morse untuk rapat kali ini. Yah, aku tidak datang pun seluruh laporan akan terletak di mejaku nanti sore. Aku menyesap kopiku yang sudah dingin. Aku benar-benar bosan!


Ditambah hujan deras begini membuatku merindukan pelukan hangat Tifaniku. Kecupan basahnya di leherku. Rambut panjangnya yang halus dan berwarna coklat kemerahan. Lekuk pinggangnya yang ramping menggoda. Mata coklat emasnya yang seperti memujaku (kalau kau pria dan lihai di atas ranjang, jelas wanita manapun akan memujamu). Bibir merahnya yang mendesah menyebutkan namaku saat kujelajahi seluk tubuhnya Ugh, membayangkannya saja membuat kepalaku yang satu lagi terbangun.


"Sir, apakah ada yang mau Anda tambahkan untuk laporannya?" pertanyaan Mrs. Keto membuyarkan lamunanku.


"Tidak, terima kasih. Mari kita tutup rapat kali ini. Kerja bagus kawan-kawan,"


Mari bubarkan rapat dan kembali melamunkan Tifani sampai waktunya pulang kerja. Tifani... gadis itu tergila-gila padaku, bisa kubilang begitu dari puisi-puisi manjanya dan sikapnya saat berduaan denganku. Dia begitu menggoda dengan gaun-gaun lolitanya. Apalagi lingerie yang sering dia pakai saat mengendap masuk ke kamarku. Entah aku bisa menghadapinya atau tidak nanti. Dia sudah berumur 18 tahun bulan lalu dan sikapnya di depanku semakin liar.


Maksudku, setelah ibunya meninggal. Dia semakin begitu terang-terangan menggodaku. Dan siapa aku, sampai bisa menolak pesona indah yang diantarkan dengan begitu cantik dan anggun ke atas ranjang? Cara ini lebih mudah untuk menguasai seluruh harta keluarga Haze. Setelah Eveline meninggal dan mewasiatkan seluruh kekayaannya untuk anak gadisnya, Tifani Haze.


Yah, walau kekayaanku juga tidak kalah banyaknya dibanding Haze, tetap saja aku ingin melebarkan kekuasaan perusahaan milikku ini. Tapi menikmati yang ada di depan mata juga tak apa, kan? Aku mendapatkan uang juga bunganya yang merekah indah. Biar saja nanti Tifani kubujuk perlahan untuk menaruh saham di perusahaan. Lagipula tahu apa perempuan tentang masalah keuangan begini? Aku hanya mencoba membantunya, kalian tahu.

 

×××

 

-Tifani-

 

Aku baru saja selesai mengoleskan pelembab dengan bahan spesial di bibirku saat kudengar mobil John memasuki gerbang. Sepertinya masih ada cukup waktu untuk mengendap ke kamarnya sekarang untuk memberikan kejutan. Waktu yang pas, karena para pembantu sedang menyiapkan makan malam. Tak akan ada orang tahu tentang hubungan kita, seperti biasa. Aku dan John bermain di balik gelap, menguasai bayangan. Meski kasak-kusuk selalu ada, namun selama tidak ada bukti, aku akan aman. Aku anak Mommy yang baik. Aku seorang Lady dan John juga pria terhormat.


"Kau disini, Sayang?" kata John agak terkejut saat membuka pintu kamarnya.


"Mm-hm. Kau mau mandi, makan, atau aku?" bisikku.


Tangannya meraup pinggangku, membelai punggungku. Membuka resleting gaunku, lebih tepatnya. Dia ingin aku, aku terkekeh. Aku mengalungkan kedua lenganku di lehernya, dan menaruh satu kakiku dipinggangnya. Dia menggendongku ke ranjang, dan tangannya mulai bermain di punggungku yang telanjang. Aku memaksanya berbaring dan duduk di atasnya. Mengecup bibirnya pelan. Lama. Sampai aku merasa tangannya tak lagi bergerak.


Setelahnya, aku bergegas membasuh bibirku di kamar mandi dan mengendap kembali ke kamarku. Well, Johnnyku yang malang. Meninggal serangan jantung karena kesedihannya mendalam di tinggal Mommy dan melarutkan diri dalam pekerjaan. Tak akan ada orang yang akan mencurigaiku. Aku anak Mommy yang baik. Lalu besok aku akan dihibur oleh Albert, kekasihku tercinta.


Aku jelas mencintainya selama satu tahun terakhir ini. Al pria yang tampan dan akan berumur dua tiga beberapa minggu lagi. Hubunganku dengannya diam-diam, karena aku mengatakan Papa tiriku tidak mengijinkan aku berpacaran sampai umurku 18 tahun. Oh, dan aku sudah menginjak 18 bulan lalu! Jadi sekarang kami tidak perlu diam-diam dalam menjalin hubungan.


Hari ini berlalu dengan indah, dan Mommy tidak akan pernah kehilangan harta keluarga Haze.

 

×××

Terinspirasi dari novel LolitaVladimir Nabokov (1962)

 


31 Jan 2022 08:15
45
Pati, Jawa Tengah, Indonesia
0 menyukai karya ini
Penulis Menyukai karya ini
Unduh teks untuk IG story
Cara unduh teks karya
Pilih sebagian teks yang ada di dalam karya, lalu klik tombol Unduh teks untuk IG story
Contoh: