libur semester ini aku memilih pulang, sejenak meredam kebisingan dari banyaknya mata kuliah yang mulai membosankan. Dalam pulangku, ku gunakan untuk menyambangi beberapa tempat, berjumpa kawan lam...
Di ruang ini, kata-kata membeku, janji beterbangan, hinggap di dinding bisu. Kau bilang rindu, tapi langkahmu di mana? Kau bisik serius, tapi gerakmu ke mana? Ak...
K ala dini hari bukan hanya sebuah hari, ada hal istimewa yang larut dalam tawa. D alam perjalanan ku simpan, dengan paras m...
Aku bangun pagi dan menemukan tubuhku masih utuh, tapi ada yang hilang dari mataku: kepercayaan, atau barangkali sisa-sisa semangat yang kemarin kutaruh di balik asbak.
Aku menyetir. Kamu tidur di sampingku, dan waktu berjalan mundur di kaca spion. Kita bilang cuma tiga hari. Cuma perjalanan. Cuma mengantar barang.
Aku—Nia. Bukan bunga dalam vas, bukan juga pita yang bisa diikat di leher siapa saja. Aku tak dilahirkan untuk dijinakkan. Jangan suruh aku duduk manis— aku...
Aku— Nia. Perempuan, katanya. Harus lembut, harus diam, harus wangi. Tapi aku bau tembakau, dan aku bangga. Asap roko...
Teriakkan aku— bukan nabi, bukan penyair rohani— aku peramal sialan dari 1920-an, dikirim bukan untuk menenangkan, tapi menampar segala yang nyaman. Kau sur...
Ada pintu masuk dalam buku ku Dimana nama suami masa depanku akan tertulis Karakter fiksi dengan sebuah karakter yang terbingkai Mungkin saja terbentuk jadi seseorang Sebuah...
Mengatakannya pada sisa ambang ambang air Mereka mengigau pernah menyelusuri semuanya Jauh berdendang sendiri, bukan, berdua Salah satunya sebut ini hanya igauan mereka Meny...