Duniaku tidak lebih dari kamar berukuran tiga kali tiga. Sepulang bekerja aku akan langsung masuk kamar. Menyembunyikan diri dalam selimut dan hanya menyingkapnya sebatas dada. Televisi adalah sat...
Aku ingin mengirim tiket untuk diriku sendiri agar bisa mengembara keluar dari penjara Aku ingin memberinya hadiah sebuah peluk yang kemudian merupa rumah Aku ingin berbisik pada...
Hujan belum sempat reda, titik-titik air di kaca jendela saja belum hilang, tapi kamu sudah mengeluarkan kata yang sanggup membuat hujan turun mengguyur lebih deras. Bukan di luar. Tapi di sini, tepat...
"Kalau aku menelepon, kamu angkat tidak?" aku mengetuk jemari ke meja, menimbang-nimbang jawaban yang tepat. Jika ini bertahun yang lalu, sudah tentu aku menjawab iya. "Entah, kamu coba saja."...
Mana pernah aku menduga bis kecil ini sanggup melaju cepat. Melihat penampakannya pertama kali saja aku ragu. Bagaimana tidak? besi berkarat mudah ku temui di beberapa bagian, jok tempat duduknya suda...
"Bagaimana kalau kita bertemu? agar semua yang kita punya tidak berhenti di layar handphone saja." Kalau begitu aku tunggu kamu di sini. "Tapi aku tidak punya waktu luang." Oke. Aku yang a...
Tidak ada lagi yang sama, Warung lotek favoritmu sudah pindah entah kemana. Warung berderet di belakang kampus dulu sudah habis digusur. Jalan kabut makin ramai, Angkringan makin sedikit, tongkrong...
1. "Berapa ya jumlah butiran pasir di pantai ini?" Kenapa kamu bertanya hal yang memusingkan kepala? Kita sedang berlibur di antara waktumu yang singkat dan jadwal saya yang padat. Saya sudah...
Langitnya sedang cantik. Kemarin-kemarin hujan, sore ini untungnya tidak. Kamu resmi kembali bertugas jadi supir, tersenyum sambil menyetir. Aku kebagian peran jadi penumpang, tugasku duduk di belakan...
Tempo hari aku ke kedai kopi dan teringat kamu. Jangan tanya apa kaitannya, jelas nggak ada. Namanya juga lagi rindu. Semua sah-sah saja kan? Saat membayar, aku melihat struknya sambil senyum-seny...