Senja merayap, warnanya memudar,
Seperti harapan yang perlahan pudar.
Angin berbisik, cerita yang samar,
Tentang hati yang kini terasa hambar.
Langkah terasa berat, enggan beranjak,
Terjebak dalam sepi yang tak berjarak.
Kenangan hadir, bagai bayang-bayang berarak,
Mengingatkan pada bahagia yang kini retak.
Mata menerawang, mencari celah cahaya,
Namun yang terlihat hanya kelabu dan nestapa.
Rindu membungkam, tak mampu bersuara,
Menyimpan perih di sudut jiwa.
Dulu tawa riang, kini hanya diam,
Seolah waktu enggan lagi berpihak dan tersenyum.
Hati merindukan peluk yang dulu menghangatkan,
Kini hanya dingin, menusuk dalam kesunyian.
Mungkin esok pagi, mentari kan bersinar lagi,
Membawa secercah harapan untuk hati ini.
Namun kini, biarlah sendu menemani,
Dalam sunyi malam yang sepi dan bertepi.