[puncak 2 Oktober] Bermula manis, kau seruput teh tawar hangat terhidang Mula-mula engkau permisi, pelan-pelan menghadang Laju langkahku yang tak bisa engkau kendalikan Tapak-tapak kaki menekan...
Kita berlari di penghujung waktu, menyapa sekian detik terlewat; Berbicara perihal rasa, seakan hilang bersama menit-menit lenyap Menjauh, menjauhiku Tiada mendekat, mendekatimu Mencoba sapa dir...
kita serupa bunga-bunga berdiri megah di teras rumahmu, sapuan angin berhembus, tapi kau tak gentar; tak goyah. berpijaklah kuat, langit masih menemanimu; kekal. juga tak perlu ragu, apalagi taku...
kita pernah enggan berjumpa kita pernah enggan bertegur sapa kita pernah enggan melupa kita pernah enggan terbuka perihal rasa yang dirasa juga tentang rindu yang dipendam.
Rinduku padamu, kembali datang. ; menyeruak, tak keruan. Yang hinggap, lalu pergi. Rinduku, atau rindumu? Akukah, atau kamukah yang merindu? Atau di antaranya memanglah kita yang saling...
Mengejar yang dicinta rupanya tak mudah dan angkuhnya aku mengorbankan segala cara. Mungkin kata-katamu, tak lagi bersemi di penghujung malam dan aku masih duduk tenang di pelataran rumahmu men...
Pagimu bukanlah pagiku Aku masih terlelap, dan kau yang telah bergegas beranjak Menjatuhkan buku-bukumu, terdengar hingga ke telingaku Gaduh. Mengganggu Matahari membubung tak sampai ke jendela...
Dengar, petangmu tak lebih dari sebentuk permainan Gitarku berkumandang, membunyikan nada-nada indah Lirik-lirik puitis pelagu pujaanmu Bersamaku, kubebaskan kau bercerita apapun Burung-buru...
Barangkali ada bintang yang tak suka Kala tanganku menggenggam tanganmu Kala senyummu tersungging tulus untukku Walau hanya seruanmu mengeja namaku Yang terdengar hanya oleh telingaku sendiri S...
Kata temanmu, kamu suka bunga matahari maka aku mencarinya ke sana ke sini Minggu kemarin, aku menemukan banyaknya bunga matahari Berdiri indah di taman rumahmu J...