;hai beranda.... Lama ku tak menjamah halamanmu Dengan puisi puisi sakral Menggantung emosi Lalu meluap meluap
Hei, kau terlalu lama tidur.... Hei, bangunlah kau mungkin bingung... Entah kenapa ? Dimana kabarnya ? Tiba-tiba saja Mekkah tak lagi ramai Pa...
// I // Ditangan anak-anak angsa origami tercipta Didermaga sungai mereka bersenda gurau, kita bersebrangan, berlomba tuk menjadi pertama diujung sana, tak habis pikirku akan kepercayaan m...
Dalam rumah lusuh berdebu penuh dgn jaring laba-laba, kubik mentari sore perlahan menjalar masuk kedalam, kenangan itu dibungkus serta diikat diujung meja Ditulis disecarik kertas diselipkan...
Menelan redup sisa umur dikandung oleh rahim roda-roda sastra. . . . . . . . . berputar-putar melewati lembah belantara digenggam oleh rumput yg berisyarat kepada pohon kayu agar tiada menj...
Pindai labuh jauh nampak dari pelosok negri agar tak salah memilih... Sebelum menepi Perasaan yg terkatung didada, sudahkah kita dewasa dalam cinta ? Atau hanya menganak nganakkan...
Sudah, usai, selesai ku lewati genap 12 purnama tepat malam ini Masih saja berteman dengan pohon mangga dan sesisir pisang raja, menggema dengan serumput syair pujian untuk Sinar bulan
Ketika itu Malam kelabu Banjarmasin menciptakan ruang rindu ; saat itu aksara dan rasaku tak bisa bersatu Di antara mawar dan melati yg disajikan, aku lebi...
Untuk cinta yg tak bisa dihaqiqatkan lewat kata Sebuah rasa, membuat cemburu sang purnama Akan Keterikatan hati oleh 2 manusia Ku hadirkan sepetak taman bunga untukmu K...
Kau adalah warna disetiap lekukan Alam Tanpa kau sadari... Akulah rintik cahaya yg memberikan sukma untukmu Kau adalah kata disetiap bait halaman buku Tanpa kau s...